Prediksi : Tim yang Bisa Menyingkirkan Bayern Munchen Akan Juarai Liga Champions 2015/2016
Mengacu
pada gelaran Liga Champions Eropa sejak musim 2008/2009 hingga
2014/2015, ada ‘fenomena’ unik yang mungkin tak begitu banyak dilirik.
Tim yang sukses menjadi juara adalah tim yang mengalahkan Bayern
Munchen. Ketika tak ada yang mampu mengalahkan, Munchen-lah juaranya.
Anomali
hanya terjadi pada musim 2010/2011 di mana Internazionale Milan yang
mengalahkan Munchen di babak 16 besar tak menjadi juara karena kemudian
dikalahkan wakil Jerman lain, Schalke 04 di perempat final. Lalu Schalke
sendiri dikalahkan Manchester United di semifinal, dan di final mereka
kalah dari Barcelona yang akhirnya menjadi juara.
Tapi
selain musim 2010/2011, tim-tim yang menjadi juara adalah tim yang
mengalahkan Bayern Munchen. Di musim 2012/2013 ketika tak ada tim yang
sanggup mengalahkan Munchen, termasuk Borussia Dortmund dalam
pertandingan final, maka Bayern Munchen-lah yang juara.
Di
musim 2008/2009 – yang adalah merupakan musim fenomenal bagi FC
Barcelona di mana pada musim perdananya melatih Blaugrana, Pep Guardiola
yang banyak diragukan mengantar timnya meraih treble winners serta
mengangkangi tiga trofi lainnya sehingga total Barcelona merebut semua
trofi yang mungkin diraih sebuah tim dalam semusim – Barcelona menjadi
juara setelah mengandaskan Manchester United di final. Sebelumnya,
mereka mengalahkan Bayern Munchen di perempat final dan Chelsea di
semifinal.
Musim
2009/2010, Internazionale Milan yang saat itu dilatih Jose Mourinho
menjadi juara Liga Champions setelah mengalahkan Bayern Munchen di
final. Di tahun itu juga Inter meraih treble winner.
Musim
berikutnya 2010/2011 terjadi anomali. Inter Milan yang kembali
mengalahkan Munchen di babak 16 besar gagal mengulangi sukses musim
sebelumnya karena kemudian disingkirkan Schalke di perempat final.
Schalke kemudian digulung Manchester United, yang kemudian dikalahkan
Barcelona di final.
Di 2011/2012, Chelsea dibawah asuhan Caretaker
Roberto Di Matteo menjadi juara setelah mengalahkan Bayern Munchen di
final. Ini menjadi raihan luar biasa bagi Chelsea sejak kepemilikannya
diambil alih Roma Abramovich.
Dan
di musim selanjutnya 2012/2013, tak ada tim termasuk Dortmund di final
yang sanggup mengalahkan Bayern Munchen, sehingga Bayern Munchen menjadi
juara di musim ini.
Musim
2013/2014 adalah musimnya Real Madrid. Dalam final sesama Spanyol,
mereka mengalahkan tim sekota Atletico Madrid. Perlu diingat bahwa di
semifinal mereka menyingkirkan juara bertahan Bayern Munchen.
Terakhir,
masih segar dalam ingatan, musim 2014/2015 yang baru lalu, Barcelona
kembali sukses di ajang Liga Champions Eropa setelah mengubur harapan
Juventus di final. Sekali lagi Barcelona masuk final setelah lebih dulu
menghentikan Bayern Munchen di semifinal.
‘Fenomena’
ini tentu saja hanya ‘gelitikan’ pikiran saya saja. Tidak untuk
dijadikan patokan apalagi untuk diperdebatkan. Dan namanya juga
prediksi, bukan ramalan, boleh-boleh saja to, jika saya katakan bahwa
tim yang memiliki peluang paling besar untuk menjadi Juara Liga
Champions adalah tim yang berhasil menyingkirkan Bayern Munchen, jika
mengacu pada catatan beberapa gelaran terakhir sejak musim 2008/2009?
Bagaimana
jika tak ada yang bisa menghentikan Bayern Munchen? Tentu saja Bayern
Munchen akan menjadi juara. Memangnya Liga Champions hanya persoalan
mengalahkan Bayern Munchen, setelah itu gelar dan trofi pasti di tangan?
Bukankah Juventus – yang di babak 16 besar ini ‘beruntung’ akan
menghadapi Bayern Munchen – setelah (misalnya mampu) mengalahkan Bayern
Munchen, harus mengalahkan tim yang menghadangnya di babak perempat
final, lalu jika menang masih ada tim lain lagi yang akan menghadangnya
di semifinal, lalu final? Karpet merah baru akan tergelar setelah lawan
di final dikalahkan, kawan!
Memang,
persaingan menuju tangga juara tak semudah dan sesederhana imajinasi
yang mengutak-atik catatan dari gelaran yang sudah usang. Gothak-gathuk waton mathuk
(utak-atik asal ngeklik (biarpun maksa)). Kenyataan di lapangan dengan
imajinasi kita sebagai penonton dari ‘lain dunia’ jelas berbeda.
Tapi
sepak bola memang telah membuat orang (penggemar atau pengamat)
menghubung-hubungkan catatan-catatan lampau dengan imajinasi mereka,
membuat ‘benang merah’, mencampurnya, lalu membuat prediksi-prediksi
yang (uniknya) terkadang bisa kebetulan benar.
Apalagi
sekarang para pelatih tim sepak bola sudah menggunakan statistik baik
dalam membaca kekuatan lawan, meracik taktik, bahkan menyusun starting eleven.
Catatan tentang apa pun sekarang memiliki pengaruh terhadap kehidupan
sepak bola. Jurnalis (yang berjualan) sepak bola juga menggunakan
statistik dan bermacam catatan, termasuk catatan sejarah untuk
melengkapi ulasan sehingga menjadi kemasan berita yang menarik.
Mungkin
‘fenomena’ tim yang sanggup menyingkirkan Bayern Munchen akan menjadi
Juara Liga Champions, mengacu pada catatan tujuh gelaran terakhir minus
musim 2010/2011, bukan hanya menggelitik saya saja, tapi juga banyak
orang yang gemar mengamati. Bahkan mungkin para jurnalis.
Orang
bisa menyanggah atau mementahkannya dengan argumen lain, tapi boleh
diyakini bahwa jika catatan ini disodorkan pada Juventus, ini bisa
menambah moral mereka, bisa menggandakan energi mereka menjadi
berlipat-lipat kali. Statistik, catatan, atau apa pun namanya, sekarang
sudah menjadi perhatian besar bagi tim-tim sepak bola.
Jika
pun Juventus kalah dari Bayern di babak 16 besar, tak akan mengurangi
dampak dari catatan ini bagi tim mana saja yang akan bertemu Bayern
selanjutnya di babak perempat final. Sekali lagi ini hanyalah prediksi
berdasarkan catatan (usang) yang bisa saja salah, tapi tetap tak
mengurangi persentase peluangnya untuk menjadi nyata.
Setiap
gelaran meninggalkan catatan dan dari catatan-catatan yang ada
terkadang ada benang merah yang tertangkap dan imajinasi manusia mencoba
menghidupkan alurnya, menyambungkannya ke sebuah titik di masa depan
yang belum lagi terjadi. Sesekali terkadang waktu mengamini, maka di
situlah kemudian manusia kecanduan untuk melakukannya lagi. Menjadi
nyata atau meleset, bermain imajinasi berbumbu catatan tetap
mengasyikkan.
0 komentar:
Posting Komentar